Type Here to Get Search Results !

Santri Jatuh Cinta

            

Santri Jatuh Cinta
oleh: Khairil Hidayat

            Angin yang berhembus  terasa menyejukkan hati. Air yang mengalir terasa hendak mencari lelung hati yang paling dangkal. Tanah dengan hamparan yang sangat luas seolah menjadi ukuran betapa luasnya perasaan ini. Api yang membara seolah bersorak dengan semangat inilah cintaku.
            Kehidupan tidak dapat dipisahkan dari keempat elemen penting tersebut. Ketidak adaan salah satunya membuat kehidupan akan simpang siur. Begitu juga hati tak bisa dipisahkan dengan cinta dan kasih sayang. Angin,air,tanah dan api seolah kebutuhan secara lahir kelihatan oleh mata, sedangkan cinta dan kasih sayang kebutuhan secara batin yang terasa didalam hati.
            Ketika cinta benar-benar merasuki hati seorang santri. Dia akan terus mencari maknanya, dia tidak inginkan cinta itu hanya cinta sementara. Apakah cinta yang dirahmatkan Allah SWT itu?? Hendaknya seorang santri berpatokan kepada beberapa penyair muslim yang menuturkan makna cinta, cendikiawan muslim merangkum dengan sangat indah makna cinta tersebut. Ketika orang merasakan cinta, akan merasakan makna cinta itu mengalir dalam jiwanya.
            Sebagian orang beranggapan ulama muslim tidak mengenal cinta, mereka hanya bisa berdakwah dan ngomong ajah. Ini adalah pernyataan yang salah, dakwah tanpa cinta adalah sia-sia, berbicara tanpa ada rasa cinta adalah omongan tiada arti.Banyak ulama telah menuturkan makna cinta menurut mereka masing-masing diantaranya Imam Ghozali hujjatul muslim dan Imam Muhammad ibnu daud Azh-zhahiri.    
            Menurut Imam Ghozali Hujjattul islam menuturkan kalimat cinta yang terdiri dari beberapa makna, yang pertama kali cinta itu adalah sesuatu yang diawali dengan perkenalan dan perjumpaan, dikarenakan rasa cinta merupakan suatu yang tidak terupa oleh akal dan tidak dapat tergambar oleh akal fikiran, kecuali setelah mengenal dan bertemu. Tidak mungkin seseoarang akan merasakan cinta sebelum dia mengenal atau bertemu dengan seseorang. Garam akan terasa asin ketika lidah sudah bertemu dengan garam dan sudah mengenal rasa asin tersbut. Mencintai bau yang harum tentulah setelah hidung kita telah bertemu dengan bau harum  dan telah mengenal bau harum tersebut. Seperti itulah gambaran awal dari rasa cinta. Perlu dengan perkenalanan dan bertemu akan sesuatu terlebih dahulu.
            Yang kedua makna cinta tersebut ialah Muwafaqoh yang artinya cocok dan sesuai, lain halnya dengan Muwaffaqoh yang artinya tidak cocok dan tidak sesuai. Setelah kita mengenal lebih jauh dan diawali dengan pertemuan baik telah bertemu tatap muka bahkan hanya mendengar suara. Sehingga timbullah dihati akan rasa kesesuian antara kedua belah pihak. Disanalah kita mulai untuk mengikuti alurnya, sehingga kesesuaian tersebut menghambat akan perasaan dilain pihak yang berusaha menyesuaikan dengan hati kita, karena hati telah terlebih dahulu condong kepada yang pertama tadi. Bahkan ada yang lebih indah kelihatan oleh mata tapi tidak sesuai atau tidak cocok, itu percuma saja. Kadang mata tidak selalu bisa jadih patokan dalam hal rasa dan cinta, tapi cinta itu diawali dari mata akan jatuh kehati. Inilah jalan dan alur menuju muwafaqoh.
            Makna cinta yang kedua menurut hujjatul islam yaitu Laddzatun artinya lezat atau enak. Inilah jalan terakhir untuk merasakan cinta tersebut. Jika pertemuan dan perkenalan telah kita lalui, sehingga menimbulkan kecocokan didalam hati, maka dari kecocokan tersebut timbul kelezatan dan kenikmatan. Hati merasa senang ketika berhadapan dengan yang kita cintai tadi, tanpa ada rasa sungkan dan resah dihati kita. Jika yang timbul itu adalah kebalikannya, itu tidak dinamakan cinta.
Ada sebagian orang dia enak dipandang mata terasa berdebar jantung ketika jumpa, tapi setelah itu hati merasa resah dan tak ada timbul rasa enak sedikitpun. Kita harus hati-hati dalam hal ini, ada kalanya itu adalah cinta karena hawa nafsu. Untuk itu kita harus benar-benar bisa tabayyun dengan hati kita. Ada hati kecil yang perlu kita dengar untuk mengambil keputusan. Cinta yang fitrah titipan Allah SWT tidak akan menimbulkan rasa cemas, resah dan tidak enak.
Imam Muhammad Ibnu Daud berkata “kami telah menuturkan beberapa lantunan penyair mengenai kalimat cinta, bahwa cinta mulanya terjadi dari penglihatan dan pendengaran. Kemudian dengan kehendak Allah SWT untuk selalu mengingat apa yang mungkin diakibatkan oleh pendengaran dan penglihatan tersebut. Seorang yang ahli dalam hal tersebut, akan mencari sebab dan musababnya. Nabi Muhammad SAW bersabda
“ruh-ruh adalah seperti layaknya tentara perang yang disiagakan, maka apabila saling mengenal (saling pengertian denganya)akan terjalin sebuah hubungan yang harmonis (kekompakan), sedangkan apabila saling mengingkari maka akan tercrai-berai”
Seorang penyair berkata:“aku membawa segunung cinta untukmu, sedangkan aku sesungguhnya tidak membawa jubah dan aku begitu lemah, cinta bukan lah bagian dari kebaikan dan tenggang rasa, akan tetapi cinta adalah sesuatu yang karenanya jiwa terbebani dengan beban yang berat”
Imam Muhammad ibnu Daud Azh-zhahiri berpendapat, “bahwa cinta yang hakiki adalah tidak berpikir untuk mencintai selain kekasihnya dan tidak mengharapkan ketenangan kecuali dari orang yang telah menyiksanya”. Beliau juga berkata, “jika seseoarang kekasih yang bersabar dengan ujian dari kekasihnya, makahal yang demikian itu adalah sebuah keberuntungan besar dan kesadaran yang agung. Bagaimana tidak, jika sepasang kekasih yang hatinya bersih dan dimulai dengan penyamaan karakter,kemudian harus berhadapan dengan batasan-batasan dari etika agama, lalu diuji dengan menjalani serangkaian ujian dan cobaan, maka sepasang kekasih akan sampai pada keadaan dimana harapan terdekatnya akan menjadi sebuah kenyataan”
Bertuturlah makna cinta dalam syair-syair para ulama kita, keraguan dan kecemasan tidak akan kita jumpai. Cinta yang hakiki itu fitrah dari Allah SWT, dan kita patut bersyukur kita masih merasakan cinta. Jadi jangan takut lagi untuk mencinta. Seoarang santri yang jatuh cinta jangan sampai lepas dari etika yang dianjurkan oleh agama kita, dan kita bertabayyun dengan hati kita, apakah itu cinta yang hakiki karena Allah SWT atau cinta karena hawa nafsu.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.