Type Here to Get Search Results !

Pembahasan Tentang Cinta Kepada Rasul

Pembahasan Tentang Cinta Kepada Rasul
oleh: Daweri
Rasulullah Saw. seakan mampu membaca apa yang akan terjadi pada umat setelah beliau wafat, akan ada masa dimana umatnya sedikit demi sedikit melupakan sunah yang selama ini beliau tempuh. Maka dari itu, di dalam Hadis ini beliau bersabda, “menghidupkan”. Seperti yang kita ketahui, orang tentu tidak akan berkata “hidupkan lampu” jika ia telah melihat ruangan terang karena cahaya lampu. Maka, kata menghidupkan di sini mangandung makna, “sunah Nabi Saw. yang selama ini beliau tempuh hampir mati atau bahkan telah mati pada umatnya.” Menghidupkan sunahnya yaitu dengan cara mendemonstrasikan dan menyebarkan sunahnya. Mengajak orang lain melakukan apa yang diperintahkan Nabi Saw. serta menjauhi dan meninggalkan apa yang dilarang. Adapun yang dimaksud sunah di sini yaitu, akhlak dan jalan yang beliau tempuh.
Umat Nabi Muhammad Saw, yang senantiasa “menghidupkan” sunahnya, berarti ia mencintainya. Nabi Saw. bersabda “Seseorang mengikuti orang yang ia cintai.” Dari Hadis ini dapat dipahami, bahwa orang yang mencintai Rasulnya, ia senantiasa mengaplikasikan ajarannya, berakhlak dengan akhlaknya, berjalan di jalan yang beliau tempuh dan tidak pernah mengingkarinya, selalu mengikuti yang beliau perintahkan dan meninggalkan yang beliau larang.  
Rasulullah Saw. adalah kekasih Allah Swt, beliau adalah Nabi akhir zaman yang dijanjikan surga oleh Allah Swt, beliau juga akan memberikan syafaat kepada umatnya di akhirat kelak. Syafaat beliau berikan kepada seluruh umatnya tanpa terkecuali, terutama kepada umat yang mencintainya. Bahkan di dalam Hadis ini beliau menegaskan bahwa umat yang mencintainya akan bersamanya di surga kelak. Nabi Saw. bersabda “Semua umatku akan masuk surga kecuali yang menolak” lalu mereka berkata: siapa yang menolak itu? Beliau bersabda, siapa yang taat kepadaku maka ia akan masuk surga dan siapa yang mendurhakaiku maka ia telah menolak.”
Cinta, merupakan salah satu perasaan yang anugerahkan oleh Allah Swt. kepada hambanya. Cinta tidak bisa hanya sekedar diucapkan tanpa ada pengaplikasian. cinta membutuhkan bukti dari pemilik cinta. Maka, seorang mukmin yang benar-benar beriman memiliki seluruh cinta kepada nabinya. Alquran telah mewasiatkan kepada kita akan cinta kepada nabi Saw. dan menyandingkan cinta kepadanya dengan cinta kepada Allah Swt. Allah Swt. berfirman, “Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalannya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan KeputusanNya dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” Nabi Saw. juga bersabda, “Tidaklah beriman seorang di antara kalian sehingga aku menjadi yang lebih ia cintai daripada orang tua, anaknya dan manusia seluruhnya.”
Seorang mukmin yang benar-benar beriman juga menjadikan rasul sebagai panutan tertinggi yang akhlaknya menirunya—Rasulullah Saw.—mengikuti jejak perilakunya dan mendapatkan petunjuk dengan sirahnya (perjalannya). Maka, bukti cinta kepada Rasul bukan dilihat dari seberapa banyak seorang meneriakkan nama beliau, akan tetapi, dilihat dari seberapa banyak ketaannya kepada Nabi Saw., juga seberapa banyak ia menjalankan sunah Nabi Saw. Beliau bersabda, “Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
1.      Cara Menumbuhkan Kecintaan kepada Rasul
Wajibnya taat kepada Allah menandakan wajibnya kita mencintai mereka, maka dari itu, bagaimanapun caranya kita sebagai umat muslim harus mencintai mereka. Di sini, penulis memberikan beberapa tips untuk menumbuhkan cinta kepada Nabi Saw., di antaranya;
  • Selalu mengingat Rasul Saw.
Ada pepatah mengatakan, “cinta tumbuh karena selalu bersama”, maka cara menumbuhkan cinta kepada Rasul Saw. adalah dengan selalu bersamanya yaitu dengan cara selalu mengingatnya, mengirimkan shalawat kepadanya sepanjang pagi dan malam. Dengan begitu otak tidak akan mudah melupaknannya, sebab kita telah membiasakan otak untuk selalu mengingatnya.
  • Membaca sirahnya
Hal ini dimaksudkan agar kita mengetahui bagaimana perjalanan beliau, bagaimana akhlak beliau, bagaimana beliau menyikapi berbagai permasalahan yang beliau hadapi. Dengan begitu, kita akan merasa kagum kepada sosok beliau, sedih ketika banyaknya musuh yang beliau hadapi, cobaan yang tidak kunjung berhenti dari beliau lahir sampai beliau wafat. Dari sini perasaan cinta kepada beliau mulai muncul.
  • Menghidupkan sunahnya
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, menghidupkan sunahnya berarti melakukan apa yang beliau perintahkan dan meninggalkan apa yang beliau larang. Hendaknya kita menghayati setiap perbuatan yang kita contoh dari beliau agar kita semakin merasakan cinta yang mendalam kepada beliau. Karena semakin kita banyak melakukan menghidupkan sunahnya, semakin banyak kita menghayati perbuatan yang kita contoh dari beliau, semakin kita sadar bahwa beliau sosok yang sangat berbudi luhur, sangat penyayang dan mencintai kedamaian. Seperti halnya islam yang beliau bawa. Tidak pernah sedikitpun mengajarkan kekerasan di dalamnya.

2.      Konsekuensi bagi Orang yang Tidak Mencintai Nabi
Mencintai Nabi Saw, merupakan sebuah kewajiban bagi seluruh umatnya, maka dari itu Allah Swt. telah menjanjikan neraka bagi mereka yang mendurhakai Allah dan Rasulnya, sebagaimana firman Allah Swt., “Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan RasulNya dan melanggar ketentuan-ketentuanNya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.”


Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.